Orang Yang Tidak Suka Melihat Keberhasilan Orang Lain – Sebagai manusia, kita pasti ingin hidup dalam kondisi yang lebih baik, bebas dari masalah finansial, dan memiliki kualitas hidup yang meningkat. Namun, tidak semua orang bisa menerima keberhasilan orang lain dengan lapang dada. Bahkan, ada yang cenderung merasa iri atau tidak suka ketika melihat seseorang mencapai kesuksesan.
Sukses memiliki banyak bentuk—bisa dalam hubungan, karier, finansial, atau aspek lainnya. Namun, dalam masyarakat, kesuksesan sering kali diukur dari pencapaian finansial yang terlihat secara kasat mata. Ketika seseorang berhasil dalam bidang tertentu, ada orang yang mengaguminya, tetapi ada juga yang merasa tidak nyaman dengan pencapaian tersebut.
Mengapa Orang Tidak Suka Melihat Keberhasilan Orang Lain
1. Crab Mentality: Mentalitas Kepiting
Mentalitas kepiting menggambarkan bagaimana kepiting dalam ember akan menarik kepiting lain yang mencoba keluar, sehingga tidak ada yang benar-benar berhasil naik. Dalam kehidupan nyata, hal ini terjadi di lingkungan yang kompetitif, di mana seseorang yang lebih sukses justru dianggap sebagai ancaman, bukan inspirasi.
- Kecenderungan Menjatuhkan Orang Lain: Seseorang yang merasa tertinggal dalam pencapaian sering kali lebih memilih menjatuhkan orang lain daripada berusaha mengejar kesuksesan tersebut.
- Perasaan Tidak Adil: Mereka merasa bahwa jika mereka tidak bisa sukses, maka orang lain juga tidak boleh sukses. Ini bisa melahirkan sikap nyinyir atau sabotase terhadap keberhasilan orang lain.
2. Self-Evaluation Maintenance Theory
Teori ini menyatakan bahwa manusia cenderung membandingkan dirinya dengan orang lain. Jika seseorang yang dikenal berhasil dalam bidang yang kita sukai, rasa iri bisa muncul.
- Menjaga Jarak: Mereka mulai menghindari interaksi dengan orang yang sukses karena merasa rendah diri atau tidak ingin mendengar tentang pencapaiannya.
- Mengubah Tujuan: Daripada menerima kenyataan bahwa seseorang telah sukses lebih dulu, mereka akan mengklaim bahwa mereka tidak tertarik lagi pada bidang tersebut.
- Meremehkan Keberhasilan Orang Lain: Mereka cenderung mengatakan bahwa kesuksesan seseorang hanya karena keberuntungan, bantuan orang dalam, atau faktor lain yang tidak mencerminkan kerja keras.
Namun, teori ini juga menjelaskan bahwa ada orang yang justru ikut bangga dengan keberhasilan orang terdekat mereka karena merasa terhubung dengan kesuksesan tersebut.
3. Relative Deprivation Theory: Perasaan Tidak Puas
Teori ini menjelaskan bahwa seseorang bisa merasa kurang puas ketika membandingkan diri mereka dengan orang lain. Mereka tidak hanya merasa kurang, tetapi juga bertanya-tanya, “Kenapa dia bisa sedangkan aku tidak?”
- Faktor Kesamaan Latar Belakang: Perasaan iri lebih besar ketika seseorang berasal dari latar belakang yang sama tetapi memiliki pencapaian yang berbeda. Misalnya, dua teman sekolah yang dulu sama-sama biasa saja, tetapi satu kini sukses dan yang lain tidak.
- Dampak pada Kepercayaan Diri: Perasaan tidak puas ini dapat menurunkan rasa percaya diri seseorang dan menyebabkan mereka lebih fokus pada kekurangan dibandingkan potensi yang dimiliki.
4. Ketidakadilan antara Usaha dan Hasil
Ada orang yang merasa telah bekerja lebih keras, tetapi hasilnya tidak sebaik orang lain.
- Pandangan Bahwa Kerja Keras Harus Sejalan dengan Hasil: Banyak orang percaya bahwa semakin keras mereka bekerja, semakin besar pula hasil yang mereka dapatkan. Namun, kenyataannya, faktor seperti koneksi, kesempatan, dan strategi juga memainkan peran besar.
- Kesalahan dalam Melihat Perjalanan Orang Lain: Terkadang, mereka hanya melihat kesuksesan seseorang di permukaan tanpa memahami perjuangan panjang di baliknya. Akibatnya, mereka merasa keberhasilan tersebut tidak adil.
5. Budaya Nyinyir dan Toxic di Masyarakat
Di beberapa lingkungan, kebiasaan bergosip dan merendahkan orang lain sudah menjadi budaya.
- Ketidakmampuan untuk Menerima Keberhasilan Orang Lain: Dalam masyarakat yang terbiasa dengan pola pikir bahwa semua orang harus setara, kesuksesan seseorang dianggap sebagai sesuatu yang mencolok dan mengancam status quo.
- Menghubungkan Kesuksesan dengan Hal Negatif: Sering kali, orang yang sukses dikaitkan dengan kecurangan, nepotisme, atau hal mistis seperti pesugihan. Ini adalah cara bagi mereka untuk membenarkan mengapa mereka sendiri belum mencapai hal yang sama.
Menghadapi Orang yang Tidak Suka Melihat Keberhasilan Orang Lain
- Tetap Fokus pada Tujuan: Jangan biarkan komentar negatif menghambat perkembangan diri.
- Pilih Lingkungan yang Mendukung: Berada di sekitar orang-orang yang positif dan suportif sangat membantu.
- Gunakan sebagai Motivasi: Jadikan sikap negatif orang lain sebagai dorongan untuk terus maju.
Kesuksesan memang bisa menimbulkan berbagai reaksi, tetapi pada akhirnya, yang paling penting adalah bagaimana kita menjalani hidup dan meraih impian dengan cara yang baik dan benar.