Fakta Ketika SDM Rendah Ngatain SDM Rendah

https://jejakkabar.com/

Fakta Ketika SDM Rendah Ngatain SDM Rendah – Pernah lihat komentar di media sosial yang menyebut seseorang atau kelompok dengan sebutan “SDM rendah”? Frasa ini sering dipakai buat menghina atau meremehkan orang lain yang dianggap melakukan tindakan kurang beradab atau berpengetahuan. Ironisnya, yang ngatain kadang nggak sadar kalau mereka sendiri bisa jadi masuk dalam kategori yang sama.

Dulu, istilah “SDM rendah” lebih sering dipakai di artikel atau berita buat menggambarkan realitas sumber daya manusia di Indonesia berdasarkan data dan riset. Tapi sekarang? Frasa ini jadi semacam senjata buat menjustifikasi siapa yang lebih unggul dan siapa yang “kurang pintar” di mata netizen.

Apa Itu SDM Rendah?

Kalau kita bicara soal SDM rendah, kita harus akui kalau Indonesia memang masih punya banyak PR. Menurut International Institute for Management Development, daya saing SDM Indonesia berada di peringkat 46 dari 67 negara di tahun 2024. Kenapa bisa gitu? Ada beberapa faktor yang bikin kualitas SDM kita belum maksimal:

  • Kurangnya akses pendidikan – Masih banyak yang nggak bisa sekolah atau hanya mengenyam pendidikan sampai tingkat tertentu.
  • Rendahnya tingkat kesehatan – Nutrisi buruk, akses ke fasilitas kesehatan yang minim, sampai gaya hidup yang kurang sehat berpengaruh banget ke produktivitas.
  • Terbatasnya peluang kerja – Banyak yang kerja serabutan atau nggak sesuai dengan bidang keahliannya.

Ketiga faktor ini bikin masyarakat kita kurang produktif dan akhirnya berkontribusi terhadap rendahnya kualitas SDM di negara ini. Tapi, apakah itu sepenuhnya kesalahan individu? Enggak juga.

SDM Rendah: Fenomena atau Kesalahan Individu?

Ada dua cara buat melihat SDM rendah: sebagai fenomena sosial atau sebagai sesuatu yang ada dalam kendali diri sendiri.

  1. SDM Rendah sebagai Fenomena
    Banyak orang lahir di lingkungan yang nggak mendukung perkembangan mereka. Bisa jadi karena sistem pendidikan yang nggak merata, lingkungan sekitar yang nggak kondusif, atau kurangnya akses terhadap informasi dan peluang. Kalau seseorang nggak punya akses yang cukup buat meningkatkan kualitas diri, wajar dong kalau dia sulit berkembang?
  2. SDM Rendah sebagai Kesalahan Individu
    Tapi ada juga orang yang sebenarnya punya kesempatan buat belajar dan berkembang, tapi malah memilih buat malas-malasan, nggak mau belajar, dan nggak mau berusaha. Ini termasuk orang yang cuma bisa nyinyir dan ngatain orang lain “SDM rendah”, padahal dirinya sendiri nggak lebih baik.

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi SDM Seseorang

Ada beberapa indikator yang bisa dipakai buat mengukur kualitas SDM seseorang:

1. Pendidikan

Nggak bisa dipungkiri, pendidikan itu penting. Orang dengan pendidikan lebih tinggi cenderung punya wawasan lebih luas, keterampilan lebih baik, dan kesempatan lebih banyak. Tapi ini bukan berarti semua orang yang nggak sekolah tinggi otomatis “SDM rendah”. Ada banyak contoh orang sukses yang nggak punya gelar tinggi, tapi tetap punya pemikiran maju.

2. Lingkungan

Lingkungan juga berperan besar. Ada orang yang lahir di keluarga miskin tapi punya pemikiran yang terbuka dan berkembang karena didukung oleh lingkungan yang positif. Sebaliknya, ada juga orang yang lahir di lingkungan toksik yang nggak mendorong mereka buat maju, sehingga mereka terjebak dalam pola pikir yang nggak berkembang.

3. Mentalitas dan Kemauan Belajar

Nah, ini yang sering diabaikan. SDM rendah nggak cuma soal pendidikan atau lingkungan, tapi juga soal kemauan seseorang buat terus belajar dan berkembang. Kalau seseorang udah nyaman dalam kebodohan dan nggak punya motivasi buat meningkatkan kualitas diri, ya wajar kalau dia tetap stagnan.

Netizen dan Kebiasaan Saling Merendahkan

Yang bikin miris, sekarang frasa “SDM rendah” sering dipakai buat menjatuhkan orang lain. Misalnya:

  • Ada orang yang melakukan tindakan kurang terdidik, langsung dicap “SDM rendah”.
  • Perbedaan pilihan politik pun bisa berujung saling hina. Seolah-olah pilihan politik yang berbeda menandakan kualitas SDM seseorang.
  • Banyak orang yang nggak ngerti arti “SDM rendah” tapi tetap maksa pakai frasa itu buat menyerang orang lain.

Lucunya, orang yang suka ngatain SDM rendah ke orang lain belum tentu lebih baik. Bisa jadi mereka juga masih males belajar, gampang percaya hoax, atau nggak punya wawasan luas. Ini mirip efek Dunning-Kruger: orang yang punya sedikit pengetahuan merasa dirinya lebih pintar daripada yang sebenarnya.

Daripada Nyinyir, Mending Refleksi Diri

Daripada sibuk ngejek orang lain, kenapa nggak fokus buat ningkatin kualitas diri sendiri? Coba tanya ke diri sendiri:

  • Apa aku udah cukup belajar dan berusaha buat jadi lebih baik?
  • Apa aku cuma sibuk nyalahin orang lain tapi nggak pernah introspeksi?
  • Apa aku punya mentalitas untuk terus berkembang atau malah nyaman di zona nyaman?

Sebutan “SDM rendah” seharusnya dipakai buat memahami fenomena sosial dan mencari solusi, bukan sebagai alat buat merendahkan orang lain. Kalau kita terus-terusan pakai frasa ini buat ejekan, kita cuma memperkuat stigma negatif tanpa benar-benar berusaha buat memperbaiki keadaan.

Jadi, sebelum sibuk bilang orang lain “SDM rendah”, pastikan dulu kita bukan bagian dari masalah yang sama.

Related Posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *